Jumat, 03 April 2009

CERBUNG

“Huwaaaaaaa!!!” Dewi teriak-teriak histeris sambil ngacak jilbabnya tak keruan.
Dabin yang duduk tak jauh dari Dewi melirik dengan kening berkerut. Tapi dia tak jadi menunaikan maksud hatinya untuk bertanya, karena tugas kuliahnya masih menumpuk banyak berjejal memenuhi otaknya sehingga membuat dia cukup cuek dengan sekitar. Dengan tenang dia kembali menekuni buku yang sedari tadi ada di tangannya.
Dewi yang merasa tidak dihiraukan kembali menjerit, dan kali ini lebih keras.
“Aku ga mauuuuuu!” tangan mungilnya kembali menuju jilbab, kini bentuknya sudah menjadi seperti…………..Ah, sulit untuk dijelaskan, bayangkan saja sendiri.
“Ada masalah apa Wi?” Tanya Dabin lembut, menjauhkan buku dari tubuhnya dan beranjak menghampiri Dewi.
Meskipun sama-sama berjilbab, tapi Dewi dan Dabin memiliki sifat yang cukup berbeda. Dewi lebih meledak-ledak jika ada masalah, sedangkan Dabin cenderung lebih bijaksana dan halus. Karena itulah mereka sudah seperti kakak beradik meski keduanya hanya sahabat dan tidak ada hubungan keluarga. Dabin adalah mahasiswi semester akhir di fakultas hukum jogja, Dewi pun juga sudah semester akhir, hanya saja dia kuliah di fakultas ekonomi.
“Aku jatuh cinta Bin!” ucap Dewi dengan tampang memelasnya.
“Tapi aku ga mauuuuu…..!!!”Sambungnya lagi.
“Lho? Jatuh cinta kok malah marah-marah + teriak-teriak gitu? Harusnya senang donk?” ungkap Dabin agak bingung.
“Iya sih, tapi aku belum siap Bin, aku kan belum belajar cara ngendaliin cinta, ntar kalo terpeleset gimana?” tanyanya sambil memandang Dabin.
“Hmmmmm……..Aku suka pemikiran kamu Wi, kamu tambah dewasa ya akhir-akhir ini?” goda Dabin.
“Iiiiiihhh….Kok malah ngeledek sih?” Dewi manyun.
“Hehe……Tapi kamu lupa satu hal Wi, cinta itu kan anugerah Tuhan, masa kamu tega nolak pemberian yang di atas? Lagian menurutku, laki-laki yang beruntung itu pasti berakhlak baik, soalnya selama kita bersama di kos ini aku belum pernah tuh denger kamu curhat tentang cowok. Dan aku juga yakin kamu ga niat untuk pacaran, Ehm…….Jadi…….Kamu mau nikah lebih dulu dari aku nih?” Kalimat terakhir Dabin membuat pipi Dewi bersemu merah.

Bersambung……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar