Minggu, 07 Juni 2009

SMANsa is the best

Tidak terasa,tiga tahun dan tiga puluh enam bulan telah kita lalui di smansa,benar2 tidak terasa. Kita melewati semuanya bersama2,baik itu canda tawa,luka derita,semuanya telah kita rasakan. Tapi. . .rasanya semua masih begitu jelas di benak saya. Bagaimana pertama2 memasuki gerbang smansa,bergerombol mengikuti tes masuk,dinyatakan lulus,melaksanakan MOS,mengenal ka2 kelas,guru2 serta teman2. Ingin sekali tidak berpisah,tapi rasanya tidak mungkin jika kita diam di situ2 saja tanpa ingin memasuki dunia lain di luar sana. Pertemuan memang selalu di iringi dengan perpisahan,seperti hidup yang tidak akan terpisahkan dengan mati. Nantinya kita pun akan mengalami perpisahan lagi jika kita mengalami pertemuan. Inilah titik awal agar kita bisa mengerti betapa dalam arti perpisahan,ini bukanlah hal yang selalu di artikan sebagai kesedihan. Perpisahan yang terjadi adalah batu loncatan kita agar kita bisa melakukan lompatan luar biasa ke depannya, mengajarkan bahwa kita harus tetap maju agar perpisahan ini tidak sia-sia. Pertemuan dan perpisahan memberikan kita kenangan yang mungkin bisa jadi inspirasi ketika kita melangkah. Dan kenangan2 manis itu tentu tidak akan hilang meski kita berpisah. Karena itu, mari kita berusaha mengumpulkan kenangan2 kita,sebab setelah perpisahan pasti akan ada lagi pertemuan.
Thanks a lot for SMANsa,Atas segala kenangan yang takkan pernah terlupakan.

Sabtu, 11 April 2009

Bakat telah ada sebelum kita lahir

Tahu ga teman-teman?
Ternyata bakat yang kita miliki di dunia ini sudah ditentukan sedari lahir, jauh sebelum kita mengenal dunia. Dan bakat-bakat itu kita dapatkan dari junjungan kita Nabi Muhammad SAW, nah lho?
Menurut buku yang Thei baca, Setelah Tuhan selesai menciptakan Nabi Muhammad SAW, Beliau kemudian diletakkan di sebuah lampu dari akik merah yang sangat bening, sehingga bisa dilihat dari luar.
Kemudian sesudah itu, ruh-ruh manusia yang diciptakan Tuhan memandang kepada Nur Muhammad, akan tetapi pemandangan mereka tidak sama satu sama lain. Untuk lebih jelas, silahkan baca detailnya di bawah ini.
Ruh-ruh yang dapat melihat kepalanya, bila nanti lahir di dunia akan menjadi pembesar, raja, atau presiden.
Yang melihat keningnya akan menjadi raja yang adil.
Yang melihat matanya akan menjadi orang yang hafal alqur’an.
Yang melihat alisnya akan menjadi seorang pelukis.
Yang melihat telinganya akan menjadi orang yang suka menuntut ilmu pengetahuan.
Yang melihat pipinya akan menjadi orang yang suka berbuat kebaikan.
Yang melihat bibirnya akan menjadi pegawai raja.
Yang Cuma melihat hidungnya akan menjadi ahli hokum, tabib, cerdik, dan pandai.
Yang Cuma dapat melihat mulutnya akan menjadi orang yang suka berpuasa.
Yang Cuma dapat melihat giginya akan menjadi orang tercantik di dunia.
Yang Cuma dapat melihat lidahnya akan menjadi utusan raja-raja.
Yang Cuma dapat melihat tenggorokannya akan menjadi penasihat, mubaligh, tukang propaganda dan para muazzin.
Yang Cuma dapat melihat jenggotnya akan menjadi orang yang suka berjuang di jalan Allah.
Yang Cuma dapat melihat tengkuknya akan menjadi orang yang ahli dalam berniaga.
Yang Cuma melihat lengannya akan menjadi orang yang pandai menggunakan senjata, pandai memanah dan memacu kuda.
Yang Cuma melihat lengan kanannya akan menjadi orang yang ahli menangkap ikan.
Yang Cuma melihat tangan kirinya akan menjadi ahli penjahit pakaian.
Yang Cuma dapat melihat tapak tangan kanannya akan menjadi tukang mas.
Yang Cuma dapat melihat tapak tangan kirinya akan menjadi tukang menimbang.
Yang melihat sekaligus dua lengannya akan menjadi orang dermawan.
Yang Cuma melihat belakang tangan kanannya akan menjadi orang yang pandai memasak.
Yang Cuma melihat belakang tangan kirinya akan menjadi orang yang pandai menghemat.
Yang Cuma dapat melihat ruas jari kanannya akan menjadi tukang menjahit.
Yang Cuma dapat melihat ruas jari kirinya akan menjadi jurutulis.
Yang Cuma dapat melihat dadanya akan menjadi alim ulama, pengarang, falsafah dsb.
Yang Cuma melihat belakangnya akan menjadi orang sangat berbakti kepada Tuhan.
Yang melihat lambungnya akan menjadi seorang pejuang.
Yang Cuma dapat melihat perutnya akan menjadi orang yang tidak serakah terhadap dunia.
Yang Cuma melihat dua lututnya akan menjadi orang yang banyak melakukan sembahyang.
yang dapat melihat dua kakinya akan menjadi ahli dalam berburu.
Yang dapat melihat tapak kakinya akan menjadi orang yang suka mengembara keliling dunia.
Yang dapat melihat bayangannya saja akan menjadi penari, penyanyi dan pemain musik.
Huh…..capek juga ya ngejelasinnya???? Hehehe
Nah…..sekarang udah pada tahu kan kalau ternyata bakat-bakat yang ada pada kita sekarang adalah bekal dari Allah sejak kita di alam arwah. Makanya, kita harus banyak-banyak berterima kasih sama Allah.
Tapi…..Tapi…..Ada tapinya lho!!!! Terlepas dari semua itu, kita juga ga boleh berpangku tangan and mikir kalo bakat bisa datang dengan sendirinya. Ya ga bisa lha yaw! Coz meski takdir sudah ditentukan, kita sebagai “inang” ga boleh pasrah, takdir kan ada juga yang bisa di ubah, ya thoe?
Now let’s learn our self and never say to go down, ochey??

Jumat, 03 April 2009

My poem

Jemput AKu Cinta

Lelah ku mencarimu
Letih ku tuk tahu di mana dirimu
Mungkin kau tak di sini
Tak ingin menemuiku lagi
Tahukah kau cinta?
Ku lewati hari-hari hampa
Meniti mimpi yang selalu sama
Tanpamu ku hanya luka
Semu dan tak berjiwa

Cinta
Maukah kau datang lagi?
Bisakah kau jemput ku di sini?
Ku ingin menuju rindu-Nya
Tenggelam di lautan kasih-Nya
Merajut sebuah mimpi sempurna
Ku ingin cinta-Nya
Cintaku
Cintamu
Bisa menjadi Satu
Dalam sebuah samudra kalbu

CERBUNG

“Huwaaaaaaa!!!” Dewi teriak-teriak histeris sambil ngacak jilbabnya tak keruan.
Dabin yang duduk tak jauh dari Dewi melirik dengan kening berkerut. Tapi dia tak jadi menunaikan maksud hatinya untuk bertanya, karena tugas kuliahnya masih menumpuk banyak berjejal memenuhi otaknya sehingga membuat dia cukup cuek dengan sekitar. Dengan tenang dia kembali menekuni buku yang sedari tadi ada di tangannya.
Dewi yang merasa tidak dihiraukan kembali menjerit, dan kali ini lebih keras.
“Aku ga mauuuuuu!” tangan mungilnya kembali menuju jilbab, kini bentuknya sudah menjadi seperti…………..Ah, sulit untuk dijelaskan, bayangkan saja sendiri.
“Ada masalah apa Wi?” Tanya Dabin lembut, menjauhkan buku dari tubuhnya dan beranjak menghampiri Dewi.
Meskipun sama-sama berjilbab, tapi Dewi dan Dabin memiliki sifat yang cukup berbeda. Dewi lebih meledak-ledak jika ada masalah, sedangkan Dabin cenderung lebih bijaksana dan halus. Karena itulah mereka sudah seperti kakak beradik meski keduanya hanya sahabat dan tidak ada hubungan keluarga. Dabin adalah mahasiswi semester akhir di fakultas hukum jogja, Dewi pun juga sudah semester akhir, hanya saja dia kuliah di fakultas ekonomi.
“Aku jatuh cinta Bin!” ucap Dewi dengan tampang memelasnya.
“Tapi aku ga mauuuuu…..!!!”Sambungnya lagi.
“Lho? Jatuh cinta kok malah marah-marah + teriak-teriak gitu? Harusnya senang donk?” ungkap Dabin agak bingung.
“Iya sih, tapi aku belum siap Bin, aku kan belum belajar cara ngendaliin cinta, ntar kalo terpeleset gimana?” tanyanya sambil memandang Dabin.
“Hmmmmm……..Aku suka pemikiran kamu Wi, kamu tambah dewasa ya akhir-akhir ini?” goda Dabin.
“Iiiiiihhh….Kok malah ngeledek sih?” Dewi manyun.
“Hehe……Tapi kamu lupa satu hal Wi, cinta itu kan anugerah Tuhan, masa kamu tega nolak pemberian yang di atas? Lagian menurutku, laki-laki yang beruntung itu pasti berakhlak baik, soalnya selama kita bersama di kos ini aku belum pernah tuh denger kamu curhat tentang cowok. Dan aku juga yakin kamu ga niat untuk pacaran, Ehm…….Jadi…….Kamu mau nikah lebih dulu dari aku nih?” Kalimat terakhir Dabin membuat pipi Dewi bersemu merah.

Bersambung……

Renungkan....

Berapa tahun umur dunia?
Diceritakan suatu ketika Nabi Musa bermunajat kepada Tuhan Robbul-‘Alamin di bukit Thursina, maka pada saat itu berkesempatan Nabi Musa a.s. bertanya kepada Allah dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang asal-usul dunia.
Jawab Allah : Pertama-tama Aku jadikan Nur Muhammad. Kemudian Ku jadikan Durratul-Baidhoo’ dari Nur Muhammad. Dari Durratul-Baidhoo’ Aku jadikan 70.000 negeri di cakrawala atau sama dengan 70.000 planet di cakrawala. Satu planet itu luasnya 70 kali bumi. Tiap-tiap planet itu dijadikan penghuninya 70.000 orang , bukan bangsa jin, bukan bangsa manusia, bukan pula bangsa malaikat. Kesemuanya dijadikan dengan kalimat “Kun fayakuun”. Mereka kemudian beribadat kepada-Ku sampai 70.000 tahun.
Kemudian belakangan, mereka jadi durhaka kepada-Ku, lalu Aku binasakan mereka semuanya.
Kemudian sesudah itu Aku jadikan lagi 80.000 buah negeri (planet) yang besarnya cuma 10 kali dari bumi dunia. Semua berada di cakrawala yang bertingkat-tingkat. Di planet itu Aku ciptakan sebangsa unggas yang memakan tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian. Lama-kelamaan unggas-unggas itu pun punah. Kemudian baru Aku jadikan 20.000 makhluk sebangsa dunia dari cahaya secara berangsur-angsur lalu kemudian juga punah.
Kemudian setelah berselang 70.000 tahun sesudah itu, baru Aku jadikan Qalam, Lauhil-mahfudz, ‘Arsy dan Kursi serta malaikat.
Maka setelah kira-kira 70.000 tahun lagi barulah Aku jadikan syurga dan neraka.
Kemudian setelah itu baru Aku jadikan makhluk manusia yang namanya Adam, bukan bapakmu Adam yang sekarang ini hai Musa.
Aku jadikan dia dari awal Adam sampai keturunannya yang terakhir 10.000 tahun lamanya. Setelah itu Aku jadikan pula Adam yang lain dengan keturunannya terakhir dalam masa 10.000 tahun.
Demikian seterusnya Aku jadikan tiap-tiap Adam dan keturunannya dalam masa 10.000 tahun, ganti-berganti, sampai mencapai 10.000 orang Adam. Maka Adam yang sekarang inilah yang kesepuluh ribu kalinya.
Demikianlah keterangan yang saya kutip, dari kitab “permulaan dijadikannya langit dan bumi” oleh Al-‘Allamah Syaikh Nuruddin Ali.
Teman-temanku yang budiman.
Jika kita renungkan keterangan di atas itu, jelaslah bahwa umur dunia sudah lama sekali atau sudah sangat tua.
Coba saja bayangkan, setiap Tuhan menciptakan Adam sampai keturunannya yang terakhir memakan waktu 10.000 tahun. Kira-kira akan jadi berapa jumlahnya jika kita kalikan 10.000 tahun dengan 10.000 tahun?
100.000.000 tahun!!!!!
Jadi umur bumi sejak Tuhan pertama kali menciptakan manusia sampai Adam yang terakhir di zaman kita ini, lamanya mencapai 100.000.000 tahun! Tak terbayangkan betapa tuanya bumi kita?
Mari kita renungkan!

What is love?

Cinta…
Di dunia ini, semua orang pasti sudah kenal dengan yang namanya cinta.
Cinta memang selalu ada dalam hidup, seperti bumbu yang menambah rasa nikmat. Tanpa cinta mungkin tidak akan ada persahabatan, tidak akan ada pernikahan, tidak akan ada hubungan, karena cinta adalah dasar dari semua kelakuan. Bahkan rasa benci pun hadir ketika kita punya cinta, percaya ga? Bayangkan saja, ketika kamu punya rasa cinta terhadap seseorang, maka setiap hal yang dia lakukan pasti menimbulkan efek yang berbeda-beda pada dirimu. Coba kalau terhadap orang lain atau orang yang tidak kamu kenal, kamu pasti tidak peduli bukan? Minimal rasa peduli kamu lebih tipis.
Semua orang pasti pernah mengalami hal yang namanya cinta. Tapi sejauh manakah pandangan kita tentang cinta? Apa cinta itu pengorbanan? Atau kesetiaan?
Cinta itu pengorbanan………….benar, karena kita selalu rela melakukan apa pun demi orang yang kita cintai. Berkorban waktu, uang, tenaga, perasaan bahkan ada kalanya nyawa pun rela diberikan.
Cinta itu kesetiaan……………benar, karena demi orang yang kita cintai, kita rela meredam nafsu untuk tidak setia, kalau akhirnya selingkuh juga, berarti cintanya gak 100%.
Tapi di atas semua itu, cinta merupakan anugerah terbesar yang pernah Tuhan berikan kepada kita. Kita tidak mungkin bisa hidup tanpa cinta. Tahu kenapa? Karena kita sendiri lahir dari sebuah ikatan cinta.
Jadi………Ketika kamu menemukan cintamu, peganglah yang erat dan jangan pernah lepaskan lagi. Sebab kamu sendiri ada karena cinta.

Jumat, 06 Maret 2009

pelangi benci

Mungkin kau tak tahu
rasanya seperti apa
di penjara dalam jeruji cinta
tanpa tahu kenapa

Mungkin kau tak ingin tahu
Bagaimana ku harus merasa
dalam dinding berudara hampa
tanpa selimut jiwa

tapi yang kau tahu
putih hati semakin sirna
di telan kata tak bermakna

meski akhirnya kau tahu
lelah ku kini sudah tak nyata
dan seakan tak punya tanda